WANGSITLANGIT. apa yang kau tebak dari warna langit yang menderu itu? Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak" menjadi salah satu penerima anugerah buku puisi terbaik versi HPI di tahun 2016. Buku puisi terbarunya "Kitab Ibu dan Kisah-Kisah Hujan" (2019) menjadi salah satu buku puisi terpuji versi HPI tahun 2019. ARTIKEL
Ketika mata ini langsung menatap langit Cahaya terang itu seketika memantul Sungguh silau tanpa berkelit Membuat tubuh ingin terpental Jauh di ujung bumi timur dan barat Di mana letak langit paling biru? Jauh di ujung semesta yang tak terlihat Adakah langit biru itu muncul? Untuk apa langit itu terlihat biru? Keindahan langit biru pantas dipuji Membuat hati berseru-seru Langkah pun langsung terhentiUntuk semua makhluk Langit tak pernah kehilangan warna Baik atau buruk Mulia atau hina Tirulah langit yang tak pernah membedakan Pancarkan kasih dari dalam lubuk hati Biarkan damai bersamamu... Baca Juga [PUISI] Bersamamu IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kisahyang kau rajut pada rinai tarian hujan sore ini. Adalah gemerlap mimpi dan getir kesedihan. yang mengalun pelan menyusuri relung hati, selasar waktu. dan derap putus asa yang luruh dalam hening. Hujan, katamu, kerapkali telah memerangkapmu dalam pilihan-pilihan sulit. Apakah akan memaksakan diri berlari menembusnya
Matahari adalah benda langit yang terkadang sangat indah. Terlebih di kala datangnya senja. Ia bulat sebesar tampah. Ah, kamu tahu kan tampah? Ya alat yang dipakai ibu dan nenek kita untuk membersihkan beras dari gabah. Ia terlihat bulat dengan warna merah yang tak menyilaukan. Seperti kuning telur yang dilepaskan di baskom. Indah sekali. Sampai-sampai aku menitikan air mata. Tahu kenapa? Karena merasakan keagungan-Nya. . . Menulis puisi tentang matahari kadang-kadang agak susah. Tak banyak kesempatan untuk menikmati keindahannya, yang dengannya aku menyimpan rasa indah itu. Lalu menguraikan satu demi satu lewat kata. Sangat berbeda dengan menulis puisi tentang ombak atau lautan. Bila rasaku hilang, aku hanya melangkahkan kaki ke pantai. Seketika itu dapat kuserap jiwa ombak dengan cukup cepat. Debur ombaknya, angin pantainya, ataupun aroma air asinnya. Semua itu seolah-oleh berkumpul ke dalam jiwa. Dari situlah puisi IsiPuisi Matahari Terbit Puisi Matahari Terbenam Puisi Matahari Pagi Puisi Matahariku Puisi Matahari Bersinar Puisi Matahari Senja Puisi Di Tengah Rimba Ketika puisi mulai ditulis, aku menulisnya di saat senja mulai merayap datang. Dengan langit yang sangat cerah. Awan tipis melayang di sana. Dan angin semilir di antara kembang-kembang di taman. Penulis kieta Anna Noer Jannah. 22. Feb 2020. Matahari dan senja. Kedua-duanya merupakan perpaduan yang sangat terlihat mengapung di ufuk. Menyemburatkan warna merah dan keemasan. Dan yang paling indah ialah warna langitnya. Antara biru dan kehijau-hijauan. Sementara sapuan tipis awan begitu saja ada di sana. Seperti helaian selendang di tangan gadis-gadis manis. Menatapnya tak pernah jemu. Ingin rasanya berlama-lama. Menikmati semua persembahan keindahan. Dan inilah puisi matahari senja. Cahaya Senjamu Mentari di SenjaDi bawah cahaya senja Sebaris ombak memecah Suara debur sayup bergema Melukiskan senja sangat indah. Kulepas pandangan ke ujung lautan Menyaksikan sumber cahaya matahari Mulai turun perlahan-lahan Ritual indah menutup hari. Memang pemandangan amat indah Melihat mentari di ujung senja Tubuhnya turun merendah Lalu tenggelam di ujung sana. Matahari Senja SunyiDi antara ombak lautan Kaulah batu permata berintan Menebarkan cahaya keemasan Sehingga takjub segala penglihatan. Di antara hamparan waktu Datangmulah yang dirindu Sebelum senja berlalu Biar kunikmat terlebih dahulu. Cahayamu merah tapi menyejukan Bagaikan tatapan seorang putri Yang pergi menuju ke peraduan Berlalu meninggalkan sepi. Bersama OmbakKala surya mulai memerah Aku duduk di atas karang Senja itu amatlah cerah Ombak bergulung amat riang. Surya senja turun perlahan Di antara percikan ombak lautan Tak terganggu keramaian insan Semburat cahayanya keemasan. Surya dan ombak bagai pengantin Memberi keterkesimaan saat bersanding Puisi tercipta di dalam batin Kala senja ombak datang beriring. Puisi Matahari PagiPagi ini adalah pagi yang sangat indah. Ketika pagi bangun, bangkit dari seorang putri yang cantik jelita. Bangkit dari peraduannya yang memberi mimpi. Ketika matahari pagi terbit kembali, sebuah tanda bahwa masih ada kesempatan. Agar bekerja semua insan. Bertaubat yang bersalah. Bercinta yang mabuk asmara. Bekerja yang ingin menggapai cita-cita. Inilah puisi tentang matahari pagi. Ditulis saat sunyi sepi. Kecuali nyanyian burung, semuanya telah senyap di antara pepohanan dekat rumahku. Selamat Pagi Tanah Air TercintaAlangkah indahnya hidup ini. Hidup damai di tanah air sendiri. Menikmati kicauan burung di pagi hari. Menatap sawah padi yang mulai tampak hijau. Sembari menikmati secangkir teh manis buatan kekasih hati. Sinar Matahari PagiBila pagi telah pecah Awan-awan bercahaya emas Insan beriman telah sujud menyembah Hati mereka tenang tiada cemas Merasakan sinar matahari Hangat badan di pagi hari Dan berdetak nadi kehidupan Saat mentari pagi di peredaran. Di antara sinar yang hangat Aku bangkit penuh semangat Masih ada sepucuk cita-cita Yang harus kugapai di sana. Selamat Pagi Tanah AirSelamat pagi tanah air tercinta Mari buka hari dengan bahagia Membangun masa depan yang cerah Walau kaki terluka terus melangkah. . Jangan pernah menyerah Walau sakit jangan rebah Dayung perahumu dikayuh Hingga dengan cita-cita kau bertemu. Puisi Mentari PagiMaka ketika malam semakin pekat Datang jua mentari di waktu fajar Gelap malam yang mengikat Kini berganti mentari yang berpijar. Matahari pagi adalah kehidupan Untuk mereka yang ingin berjuang Menapaki hari-hari di depan Tegar selalu setegar karang. Mari turun ke medan laga Untuk merebut sebuah piala Usah takut usah gelisah Kepada Tuhan memohon kita. Puisi MataharikuKamu matahariku. Dikirim Tuhan untuk menolongku. Saat aku kegelapan, kau datang membawa harapan. Kau Matahariku Engkau adalah matahariku Bintang besar pemberi cahaya Saat hati kelam dan pilu Kau beri aku rasa bahagia. Datangmu adalah harapan Agar cerah masa depan Kasihmu menyembuhkan Ingin diriku dalam dekapan. Tetapi siapa-lah aku Bagi seorang dirimu Aku hanya satu bintang Di antara berjuta bintang-bintangmu. Ah, puisi di atas memang agak ironis. Bukan puisi alam maupun puisi romantis. Coba kita buat lagi satu puisi matahariku yang mungkin cukup BintangkuCobalah engkau pandang Matahari di waktu pagi Saat muncul di petang Sama indahnya tak terperi. Matahari penuhi Bumi Dengan cahaya terang benderang Tak kenal lelah ataupun letih Lebih indah ketika petang. Satu lagi puisi tentang TanpamuLihatlah indahnya alam, Matahari di waktu siang, Gemuruh ombak di lautan, Atau gemintang ketika malam. Semua keindahan itu Belum sempurna tanpamu Andaikan engkau disisiku Cintaku akan semakin biru. Puisi Matahari BersinarBermain jauh ke alam desa Melihat padi di hamparan sawah Udara segar amat terasa Di antara pemandangan indah. Matahari telah bersinar Menerangi jagad raya Para petani berbinar-binar Jiwa raga rasa sentosa. Alangkah indah alam ini Dan semua di bawah matahari Warna hijau terlihar permai Hati ini terasa damai. Bersinarlah TerangWahai matahariku Bersinarlah terang Jangan terlalu sendu Kuingin bermain riang. Oh sang surya Moga cepat bercahaya Jangan lama bermendung Usah biarkan gelap merundung. Matahari di Tengah RimbaMungkin ada di antara kita, yang pernah menyusuri rimba. Mendengar desau daunnya, menghirup aroma khasnya. Ketika matahari berada di puncak, cobalah berbaring di antara pepohonan. Dan lihatlah, betapa birunya langit membentang. Betapa putihnya awan gemawan. Terang benderang disinari sang di RimbaSemilir angin sepoi-sepoi Menelisik di antara daun Rebahkan badan di antara rimbun Hutan rimba penuh pohon. Lihat langit cerah birunya Angin mengarak mega-mega Putih bergulung-gulung di sana Betapa indahnya alam semesta. Kulihat matahari di rimba Muncul antara daun menyela-nyela Berkas cahaya jatuh ke wajah Sentuhan alam penuh makna.
Langitdi Mana-mana Langit berjalan atas pohon-pohon. Di mana-mana bayangan mereka di atas air, di atas pasir dan gelap. Bintang-bintang seperti lampu-lampu yang ditaruh para nelayan dan bunyi-bunyian. Ditabuh senja pada batu karang lapar itu, haus itu! Dan awan cair menembus hatimu Ayolah buyung, kaubaringkan tubuhmu Tak ada bulan, tak ada
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mereka menari dengan lemah gemulai, tarian yang indah yang mempunyai kharismaMereka menari dengan wajah penuh senyum menghiasi wajahPadahal mereka dari berbagai sukuTapi dengan hati yang gembira mereka menari tarian tradisional IndonesiaIndah sungguh sangat indahAku suka penerus bangsa lebih condong terhadap tarian tradisionalPenuh dengan makna bahwa tarian itu memberi pesan yang sangat pentingBahwa tarian itu menunjukkan leluhur bangsa kita memiliki jiwa patriotisme, welas asih dan rukun antar sesamaAku bangga pada mereka, walaupun saat itu aku tidak mendampingi mereka tapi mereka tampil dengan keindahan budayaTerima kasih anak-anakku, lanjutkan perjuanganmu. Tetaplah mencintai budaya bangsa Indonesia Bekasi, 19022019 Lihat Puisi Selengkapnya

Periodepertama, kata Adek Alwi, sajak-sajak Mustafa Ismail lebih didominasi tema-tema kegelisahan, semacam keinginan untuk berangkat, pergi atau melakukan perjalanan. Periode kedua, tema yang muncul adalah soal kerinduan, juga cinta. ada pula rasa gagap dan tekad untuk menghadapi lingkungan baru.

tentang langit sesuatu yang selalau nampak luas selalu nampak tanpa batas lapang, menyejukan mata tajam yang memandang tetang langit biru karena sejuk membujuk ketenagan hati agar tak merajuk kamu, langit biru membuatku menatap syahdu sadar akan dunia yang indah tempat langit menunggu bintang untuk bertemu kamu, langit biru jika berubah warna menjadi kelabu percayalah awan hitam segera berlalu karena luasnya langit mu di hiasi bintang pembuat terang… nyaman hingga kau tenang… kamu, langit biru segeralah bersinar dan jadilah terang -bintang-
Asapmembungkus setiap tanah yang kupijak kulihat darah mengalir deras kulihat luka batu karang di lautan. Kulihat langit pecah , bahkan tak bisa kubedakan warnanya. Orang-orang dari pesisir menyeberang. Menanam beratus bangkai baru pribumikah yang menangis di sudut-sudut kota, tak lagi bisa merangkai upacara dengan bau tanah miliknya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dan, rerumputan di halaman masih seperti menghijau di antara naungan rerimbunan liar ilalang. Terpaksa bertahan dari terpaan terik mentari siang. Sesekali, menampilkan harmonii tarian angin nan berembus. Lantas sekali mati menyisakan humus. Kemudian, pohon cemara itupun masih seperti dulu. Ia tetap kukuh berdiri di tepian terjal jurang. Ketika ranting dan cabang rela menghadang sapuan badai yang menerjang. Sesekali dihiasi pasangan burung yang menitipkan sarang. Lantas menggugurkan dedaun sebagai penanda musim kemarau nan langitku tak seperti tak lagi sekadar menampilkan arakan mendung yang dinyanyikan angin. Atau menyimpan jalan rahasia lengkung pelangi yang disisakan hujan. Bukan pula tempat berlabuh cahaya bintang-bintang di adalah tempat persembunyian rasa sakit. Usai detak waktu tak lagi mampu mengeja jejak tunggu. Padamu. Curup, Lihat Puisi Selengkapnya . 267 458 288 275 471 296 1 350

puisi tarian dari langit